Membaca (Lagi) Tulisan Marx Sewaktu ABG

Mencoba menyemangati diri dengan membaca (lagi) tulisan tugas ujian akhir sekolah menengah (Gymnasium) Marx sewaktu berusia 17 tahun. Judul tulisannya: Permenungan Seorang Pemuda akan Pilihan Profesinya. Gue baca tulisan tsb. via terjemahan dan suntingan Martin Suryajaya (2016).

Menariknya, sebagaimana ditulis Martin dalam pengantar singkat u/ tulisan tsb, di dalam tulisannya itu Marx sudah menuangkan sejumlah ide2 dasar yang bakal menyertai perkembangan pemikiran Marx di masa depan. Misalnya soal: ‘pengondisian individu dan hubungan sosial serta kesaling-hubungan dialektis antara bagian dan keseluruhan’.

Namun kita tak selalu meraih posisi yang mana kita merasa terpanggil. Hubungan2 kita dalam masyarakat dalam derajat tertentu telah ditetapkan sebelum kita berada dalam posisi untuk menentukannya.

Demikian tulis Marx muda. Ia lalu melanjutkan,

Kondisi fisik diri kita sendiri kerapkali menjadi rintangan yang mengancam dan tak bisa diremehkan begitu saja.

Aku setuju soal ini, Marx. Aku mencoba menjaga kesehatanku terus.

Betul bahwa kita dapat melampauinya. Namun kejatuhan kita juga akan lebih cepat, sebab itu ibarat kita mendirikan bangunan di atas reruntuhan yang lapuk. Akibatnya, keseluruhan hidup kita jadi seperti perjuangan yang tak bahagia antara asas pikiran dan tubuh. Akan tetapi, ia yang tak mampu mendamaikan unsur2 bertentangan dalam dirinya mana mungkin menangkal tekanan hidup dan bersikap tenang? Dari ketenangan sajalah tindakan yang besar dan baik dapat tumbuh–itulah tanah yang darinya buah2an yang masak dapat tumbuh berkembang.

Petunjuk apa yang mesti mengarahkan kita dalam pilihan profesi? Kata Marx yang masih ABG, petunjuk itu adalah

Kesejahteraan umat manusia dan penyempurnaan diri kita sendiri.

Dua hal itu saling melengkapi: orang ‘hanya bisa meraih kesempurnaan dirinya dengan cara bekerja bagi penyempurnaan sesamanya’ sehingga ‘[k]ebahagiaan kita akan jadi milik jutaan orang, perbuatan kita akan terus hidup, diam2 tetapi langgeng, dan di atas abu kita akan tumpah air mata hangat orang2 yang luhur.’

Menuju 200 tahun Marx.

Kamar 5 Munggarani, 3/5/18 21:37 WIB

Tinggalkan komentar