“Philosophers revel in distinctions,” kata David Chalmers dalam buku anyarnya Reality+ (2022), ketika membahas soal simulasi.
Para filsuf menikmati atau benar2 terlibat dalam perbedaan2. Soal perbedaan definisi filsafat, tujuan berfilsafat, metode berfilsafat dll. Panjang sekali daftarnya.
Tapi memang setelah gue pikir2 sejak zaman ngampus dulu filsuf ini jenis makhluk yang paling doyan berbeda satu sama lain.
Bedanya sama para anak edgy, filsuf cenderung punya argumen yang kuat buat menopang panji perbedaan yang doi bawa. LOL
Dalam dunia filsafat, ketika bahkan konsep ‘kebenaran’ pun dipertanyakan habis2an, perbedaan sangat terlihat. Ada begitu banyak ide yang bertentangan di dalamnya.
Walaupun, memang, banyak juga yang saling kawin. Entah kawin lari, kawin silang, kawin siri atau kawin massal.
Apapun itu, gue coba baca dulu buku ini. Seperti yang kita tahu, kerjaan yang menumpuk bisa bikin otak jadi tumpul karena ga bisa baca buku2 bagus.
Ditulis di depan tutles alias pangpong alias pungpang yang tidur di meja, Benda Baru, Pamulang, 17 April (Ramadan gan) 2022, 07.38 WIB
Konsep Pemikiran 